Untuk mencegah penyebaran COVID-19 akibat droplet yang menempel di permukaan, perlu dilakukan disinfeksi lingkungan baik di area public, transportasi public, pasar, restoran, sekolah, dan tempat ibadah.
Prosedur penyemprotan cairan disinfektan berdampingan dengan rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi COVID-19 yang di antaranya mencuci tangan secara teratur, menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, memasak daging dan telur secara seksama, serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin,
Nah, area mana saja yang menjadi prioritas area disinfeksi di area non-pelayanan kesehatan?
1. Gagang pintu
2. Jendela
3. Permukaan meja
4. Tempat persiapan makanan
5. Keran air
6. Area kerja
7. Telepon seluler
Jenis disinfektan apa yang efektif, dan bagaimana aplikasinya?
1. Pada area non-medis, sodium hypochlorite (pemutih/klorin) dapat digunakan pada konsentrasi 0.1% atau 1,000 ppm dengan perbandingan 1 bagian cairan disinfektan berbanding 49 bagian air (1:49). Alkohol 70-90% juga efektif sebagai cairan disinfektan.
2. Area sudah harus bersih dari kotoran yang kasat mata sebelum disemprotkan cairan disinfektan.
3. Mulailah dari area yang paling bersih ke area yang paling kotor.
4. Cairan disinfektan sebaiknya disimpan pada wadah yang tidak tembus pandang, pada ruangan dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak langsung terpapar sinar matahari.
5. Pada ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang kurang baik, aplikasi disinfeksi rutin setiap hari dengan cara penyemprotan (spraying) tidak disarankan. Sebaiknya gunakan kain yang telah direndam atau diberikan cairan disinfektan untuk melakukan disinfeksi rutin.
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan disinfeksi?
1. Konsentrasi disinfektan harus diperhatikan untuk menghindari kerusakan pada benda-benda dan menghindari atau meminimalisir efek toksik pada orang-orang sekitar.
2. Hindari mencampur disinfektan, seperti pemutih dan amonia, karena campuran tersebut dapat menyebabkan iritasi pernapasan bahkan berpotensi menimbulkan senyawa gas yang berakibat fatal.
3. Jaga jarak dengan anak-anak, hewan peliharaan atau pun orang lain saat melakukan disinfeksi hingga benda tersebut kering dan tidak berbau.
4. Buka pintu/jendela dan gunakan kipas angin untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik. Segera menjauh jika aroma disinfektan dirasa terlalu kuat.
5. Segera mencuci tangan setelah melakukan disinfeksi.
6. Jangan pakai kembali masker dan sarung tangan kotor yang telah digunakan saat disinfeksi.
7. Rekomendasi APD minimum yang digunakan saat disinfeksi adalah masker, sarung tangan karet, apron anti-air dan sepatu yang tertutup. Kacamata boleh digunakan untuk menghindari kontaminasi cairan atau risiko terciprat cairan disinfeksi.
Saat hal-hal di atas tidak dapat dilakukan, rutin mencuci tangan dan selalu ingat untuk menghindari menyentuh wajah, merupakan cara pencegahan utama dalam mengurangi risiko kontaminasi virus.
SUMBER:
WHO. 2020. Considerations for the cleaning and disinfection of environmental surfaces in the context of COVID-19 in non-health care settings. Available at: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-considerations-for-the-cleaning-and-disinfection-of-environmental-surfaces-in-the-context-of-covid-19-in-non-health-care-settings